Poin-Poin Penting:
- Infeksi HIV Akut / Infeksi awal HIV memiliki gejala seperti flu.
- Beberapa tes HIV dapat mendeteksi HIV lebih dini dibandingkan tes lainnya.
- HIV akut tidak dapat terdeteksi dengan tes HIV standard yang biasanya antibodi tubuh terhadap virus.
- HIV akut dapat terdeteksi melalui pemeriksaan RNA virus dengan metode PCR
- HIV berkembang biak dengan cepat di fase awal infeksi dan merusak sistem kekebalan tubuh.
- Memulai pengobatan sedini mungkin dapat memutus rantai penularan dan melindungi sistem kekebalan.
Selama serokonversi, sistem kekebalan tubuh melemah dan HIV menyebar cepat ke seluruh tubuh.
Infeksi HIV akut adalah periode segera setelah terinfeksi HIV, biasanya pada bulan pertama setelah terinfeksi. Periode awal ini penting karena berisiko tinggi menularkan HIV dan merusak sistem kekebalan tubuh.

Ilustrasi di atas menunjukkan tahapan infeksi HIV:
- Fase HIV akut adalah periode awal setelah infeksi HIV ketika virus berkembang biak dengan cepat.
- Pada tahap ini, tes PCR (yang mendeteksi RNA HIV) sangat penting karena bisa mendeteksi virus lebih awal dibandingkan tes antibodi standar.
- Tes antibodi mungkin baru menunjukkan hasil positif setelah 8-10 minggu sejak infeksi, sehingga tes PCR sangat berguna untuk diagnosis dini dan memulai pengobatan secepat mungkin.
- Gambar ini mengilustrasikan betapa pentingnya pemilihan jenis tes yang tepat pada tahap awal infeksi HIV untuk diagnosis yang cepat dan akurat.
Gejala Serokonversi
Serokonversi adalah proses di mana tubuh orang dengan infeksi HIV mulai memproduksi antibodi terhadap virus, sehingga tes HIV berbasis antibodi yang awalnya negatif menjadi positif.
Segera setelah terinfeksi HIV, kamu mungkin merasa tidak enak badan untuk sementara. Gejala awal infeksi HIV bisa mirip gejala flu, seperti:
- Demam
- Pembengkakan kelenjar
- Sakit tenggorokan
- Sariawan
- Penurunan berat badan
- Kelelahan
- Nyeri tubuh
- Muntah
- Ruam
Gejala awal ini disebut gejala serokonversi dan biasanya terjadi satu sampai empat minggu setelah infeksi. Gejala serokonversi ini terjadi pada 50-90% orang dengan infeksi HIV.
Selama serokonversi, sistem kekebalan tubuh melemah dan HIV menyebar cepat ke seluruh tubuh.
Kekuatan sistem kekebalan diukur dengan melihat jumlah sel CD4, yang biasanya menurun selama fase awal infeksi.
Jumlah HIV yang tinggi dalam darah, atau viral load, juga terjadi pada fase ini. Karena kadar virus yang tinggi, risiko menularkan HIV ke orang lain juga lebih besar.
Tes HIV Positif, Apa yang Harus Dilakukan?
Kalau kamu khawatir terinfeksi HIV baru-baru ini, sebaiknya lakukan tes HIV. Jika hasilnya negatif, ulangi tes beberapa minggu kemudian untuk memastikan. Tidak semua orang mengalami gejala setelah infeksi, jadi tes adalah satu-satunya cara pasti untuk tahu apakah kamu terkena HIV atau tidak.
PEP Jika Terpajan HIV
Jika terpajan HIV dalam 72 jam terakhir, segera konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan profilaksis pasca pajanan (PEP) / Pencegahan Paska Pajanan. PEP dapat mengurangi resiko terinfeksi apabila digunakan dengan tepat.
Sumber: Why Do Gay Men Get HIV?